Sabtu, 13 November 2010

Perubahan Paradigma

Segera Merubah Paradigma

Sebenarnya musuh utama bangsa ini adalah kemiskinan, karena kemiskinan merajalela bukan sebab ketidak mampuan Negara dalam menanganinya, tapi lebih kepada ketidakmauan. Maka pemerintah dituntut harus dapat segera mengubah paradigm dari berorintasi kekuasaan berubah berorientasi pengabdian, bukan lagi berkata “ inilah wewenangku “ tetapi berubah “ inilah peranku “, bukan berpikir “ apa kuntunganku “ tetapi “ apa kontribusiku “, dan segera member kesempatan yang sama kepada bagi penduduk fakir miskin.

Tidak bias dipungkiri bahwa dewasa ini tidak semua penduduk Indonesia memiliki kesempatan yang sama dalam bekerja. Dapat kita saksikan bahwa ada banyak orang terpuruk dalam kemiskinan bukan karena mereka malas bekerja, namun karena tidak memiliki kesempatan yang sama

Selayaknya, untuk bidang pekerjaan yang tidak memerlukan keahlian dan spesifikasi tertentu, seperti buruh pabrik yang bekerja kasaran misalnya, tidak perlu mengharuskan syarat pendidikan formal yang tinggi, cukup memiliki syarat etos kerja, pengalaman dan semangat bekerjasama.

Karena banyak golongan rakyat miskin yang tidak sekolah atau hanya lulus SD saja. Seorang penarik becak misalnya yang memiliki anak yang hanya lulus SD saja, bagaimanakah mungkin aklan bias mengangkat diri dan keluarganya dari kemiskinan bila mau bekerja secara layak saja sudah “ dihambat “oleh selembar kertas ijazah? Sementara anak orang-orang yang berduit bias bersekolah di perguruan-perguruan tinggi mentereng dengan fasilitas lengkap dan masa dep-an karirnya sudah jelas menggembirakan.

Lihat saja, rakyat miskin baru mau bangkit dari kemiskinan sudah dihadang oleh selembar kertas ijazah, seakan-akan memang tidak boleh keluard dari kemiskinan. Akhirnya yang miskin akan tetap miskin dan yang kaya akan semakin kaya.

Melihat kenyataan ini maka pemerintah harus elakukan intervensi pada dunia usaha tertentu yang tidak mengharuskan keahlian atau spesifikasi tertentu untuk member kesempatan yang sama kepada semua orang asalkan memiliki etos kerja, pengalaman dan semangat bekerjasama.

Apabila intervensi pemerintah lewat perundantgan itu tidak dilakukan, maka secara tidak langsung pemerintah sudah mlakukan “ pemiskinan structural “ terhadap rakyatnya yang miskin-miskin karena tidak member kesempatan kerja yang layak.

Ini juga termasuk salah satu paradigm yang harus diubah oleh pemerintah dan dunia usaha untuk segera menekan angka kmiskinan di Indonesia.

Akan lebih baik kiranya bila rakyat miskin yang tidak berpendidikan tinggi tersebut diberdayakan oleh pemerintah dngan memberikan dengan memberikan pelatihan kewirausahaan untuk menumbuhkan mental dan sikap wirausaha. Karna sudah jelas bahwa tugas utama pemerintah adalah berfungsi untuk mensejahterakan rayatnya karena pemerintah tidaklah dibentuk atau dipilih untuk melayani dirinya sendiri, tetapi untuk melayani rakyat dmi mencapai kesejahteraan.

Maka diantara upaya untuk menyelamatkan rakyat miskin ialah pemerintah harus segera mengubah paradigm dari tingkat pusat hingga pemerintah desaz. Dalam kondisi rakyat yang didera kemiskinan, pemerintah dituntut harus dapat mengubah dari berorientasi kekuasaan berubah berorientasi pada pengabdian, bukan lagi berkata “ inilah wewenangku “ tetapi berubah “ inilah peranku “, bukan berpikir “ apa keuntunganku “ tetapi “ apa kontribusiku “, tidak lagi menganggap masyarakat sebagai objek yang melulu diperintah tetapi dianggap sebagai fihak yang perlu diberdayakan ekonominya. Inilah paradigm yang harus dibangun oleh pemerintah. (Al-Kautsar (Membangun Semangat Cinta Tanah Air))

Kamis, 11 November 2010

Perpisahan Th 2009?2010

Ini adalah kenangan waktu perpisahan siswa-siswi SDN Beran 2 Ngawi Tahun Ajaran 2009/2010. Betapa senangnya saat itu bisa berkumpul bersama. Meski tak terasa sudah 6 tahun siswa siswi menempuh pendidikan. Kenangan indah di Kolam Renang Banyu Biru tak akan terlupakan. Dalam foto ini terdapat rekan-rekan guru yang selalu membimbingQ untuk terus belajar dalam dunia perguruan.


Adapun diantaranya :
1. Mustakim, M.Pd ( Kepala Sekolah)
2. Titik Sugiarti (Guru)
3. Turyono (Guru)
4. Sri Purwani ( Guru )
5. Roesmini (Guru)
6. Nani Pujiati (Guru)
7. Mar'atus Sholikah (Guru)
8. Sri Matyani (Guru)
9. Darto (Guru)
10 Risty Wijayanti Az-Zahra (Guru)
dll yang kesemuanya yang selalu mendukungQ untuk terus belajar dan belajar.
Pengalaman ini tak akan Q lupakan untuk selamanya.